Friday, October 17, 2008

PROFIL DA`IE


BUYA HAMKA (1908-1981)


ULAMA , POTISI DAN SASTERAWAN BESAR


Buya Hamka seorang ulama, politisi dan sastrawan besar yang tersohor dan dihormati di kawasan Asia. HAMKA adalah akronim namanya Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Lahir di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981.


Dia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayah kami, atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya, Syeikh Abdul Karim bin Amrullah, disapa Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah(tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah 1906.


HAMKA mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga Darjah Dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.


Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padangpanjang pada tahun 1929. HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padangpanjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).


Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjoparonoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui pertubuhan Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.
Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 apabila beliau menjadi anggota parti politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang kemaraan kembali penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerila di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA dilantik sebagai ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun1966, HAMKA telah dipenjarakan oleh Presiden Sukarno kerana dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mula menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA dilantik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majlis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.


Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an lagi, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.


Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelaran Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno daripada pemerintah Indonesia.


Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.


DAFTAR KARYA BUYA HAMKA


- Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.

- Si Sabariah. (1928)

- Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.

- Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).

- Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).

-Kepentingan melakukan tabligh (1929).

- Hikmat Isra' dan Mikraj.

- Arkanul Islam (1932) di Makassar.

- Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.

- Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.

- Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.

- Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.

- Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

- Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

- Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.

- Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.

- Tuan Direktur 1939.

- Dijemput mamaknya,1939.

- Keadilan Ilahy 1939.

- Tashawwuf Modern 1939.

- Falsafah Hidup 1939.

- Lembaga Hidup 1940.

- Lembaga Budi 1940. -

Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).

- Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.

- Negara Islam (1946).

- Islam dan Demokrasi,1946.

- Revolusi Pikiran,1946.

- Revolusi Agama,1946. -

Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.

- Dibantingkan ombak masyarakat,1946.

- Didalam Lembah cita-cita,1946.

- Sesudah naskah Renville,1947.

- Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947

- Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi, Sedang Konperansi Meja Bundar.

- Ayahku,1950 di Jakarta.

- Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.

- Mengembara Dilembah Nyl. 1950.

- Ditepi Sungai Dajlah. 1950.

- Kenangan-kenangan hidup

1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai tahun 1950.

- Kenangan-kenangan hidup

2. - Kenangan-kenangan hidup

3. - Kenangan-kenangan hidup

4. - Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 2.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 3.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 4.

- Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.

- Pribadi,1950.

- Agama dan perempuan,1939.

- Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.

- 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).

- Pelajaran Agama Islam,1956.

- Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.

- Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.

- Empat bulan di Amerika Jilid 2. -

Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk Doktor Honoris Causa.

- Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.

- Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.

- Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.

- Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.

- Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.

- Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.

- Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.

- Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.

- Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).

- Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).

- Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan 1970.

- Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.

- Himpunan Khutbah-khutbah.

- Urat Tunggang Pancasila.

- Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.

- Sejarah Islam di Sumatera.

- Bohong di Dunia. -

Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang). - Pandangan Hidup Muslim,1960.

- Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.

- Tafsir Al-Azhar [1] Juzu' 1-30, ditulis pada saat dipenjara


AKTIVITI LAINNYA


- Memimpin Majalah Pedoman Masyarakat, 1936-1942

- Memimpin Majalah Panji Masyarakat dari tahun 1956

- Memimpin Majalah Mimbar Agama (Departemen Agama), 1950-1953

INFO SIHAT


KONSEP KESIHATAN

Pada asalnya, konsep 'kesihatan' bermakna dalam keadaan sihat dan selamat, bebas daripada kecederaan kecacatan dan penyakit.


Kini konsep kesihatan mencakupi aspek yang lebih luas. Pada tahun 1948, dalam Persidangan Kesihatan Sedunia kali pertama anjuran Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), kesemua 54 orang wakil negara sebulat suara menerima usul bahawa 'kesihatan' bermakna sihat daripada aspek fizikal, mental dan sosial, dan bukan sekadar terbebas daripada penyakit, kecacatan dan kecederaan sahaja.


Mengikut definisi ini, ketiga-tiga komponen mental, fizikal dan sosial adalah bersepadu dan saling betindak antara satu sama lain. Sebarang perubahan (baik atau buruk) yang berlaku pada salah satu komponon itu tentu akan menganggu dua komponen lain.
Ekoran daripada definisi tersebut, kini terdapat dua lagi komponen yang dikenalpasti penting dalam kesihatan, iaitu komponen emosi dan rohani.


Hoyman (1962) menakrifkan 'kesihatan' sebagai 'keadaan sihat yang optimum bagi kehidupan yang sempurna, produktif dan kreatif. Ini ditunjukkan dalam satu hierarki yang bermula dengan kesihatan optimum dan berakhir dengan kematian (kesihatan sifar).


KESIHATAN FIZIKAL DAN KEBERSIHAN DIRI


Badan manusia terdiri daripada reseptor seperti mata, hidung, kulit, telinga dan perseptor seperti otak. Kefahaman tentang cara mekanisme itu berfungsi membolehkan kita menjaga kesihatan reseptor dan perseptor ini.


Kesihatan fizikal bermaksud segala fungsi fisiologi dan anatomi badan berfungsi dengan baik dan badan tidak mudah diserang penyakit. Tahap kesihatan fizikal dapat diukur dengan memeriksa suhu badan, tekanan darah, denyutan jantung dan kandungan air kencing.


Kesihatan fizilkal dapat dicapai dengan mengambil makanan yang berkhasiat dan seimbang agar badan memperoleh tenaga yang mencukupi untuk menjalankan pelbagai aktiviti mental, fizikal, sosial dan fisiologi. Tenaga juga perlu untuk pembinaan dan pertumbuhan badan serta menentang serangan patogen untuk menghindarkan diri daripada penyakit.


Selain makanan, kita haruslah menjaga kebersihan diri demi kesihatan fizikal dengan mencuci dan memandikan badan setiap hari serta memakai pakaian yang bersih.


Kesihatan fizikal dapat dicapai juga melalui senaman harian, sukan atau permainan.


CARA HIDUP YANG MEMPENGARUHI KESIHATAN


Beberapa faktor dalam kehidupan manusia boleh mempengaruhi kesihatan diri seperti pekerjaan, kegiatan sosial, gizi makanan dan alam sekitar.


Cara hidup pada zaman dahulu jauh berbeza daripada zaman teknologi moden. Manusia terpaksa bekerja dengan tangan tanpa bantuan mesin yang canggih. Kerja harian yang melibatkan aktiviti sosial sebenarnya membantu manusia membentuk kecergasan fizikal dan kesihatan badan.
Keadan kurang aktiviti fizikal sebenarnya berkecenderungan menimbulkan penyakit kaediovaskular dan tekanan darah tinggi.


Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berkaitan dengan sistem perederan darah, tekanan darah dan jantung.


Pengambilan gizi yang tidak seimbang boleh menyebabkan penyakit ini berlaku pada pesakit.
Tabiat suka makan makanan yang digoreng yang lazimnya mengandungi kolestrol ialah salah satu faktor utama berlakunya gejala penyakit ini. Pengambilan gula yag keterlaluan juga boleh menyebabkan penyakit kardiovaskular di samping penyakit-penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, kegendutan dan penyakit kencing manis.


Kegiatan sosial yang sentiasa melibatkan jamuan secara besar-besaran juga merupakan salah aktiviti yang kurang sihat.


Permainan atau sukan yang melibatkan penyertaan orang ramai seperti badminton, tenis dan bola sepak boleh mendatangkan perasaan gembira, menyihatkan badan dan mendatangkan semangat kerjasama.


Keadaan keluarga memainkan peranan penting untuk memupuk tabiat yang sihat, khususnya dalam diri individu dan masyarakat amnya.


Keluarga yang mesra dan harmoni, serta sentiasa mengamalkan sikap sayang menyayangi dapat mendorong membentuk individu dan masyarakt yang sihat bukan sahaja dari segi sosial bahkan juga mental dan fizikal.


Alam sekitar yang tercemar juga mempengaruhi kesihatan seseorag. Kesihatan seseorang akan terancam apabila dia tinggal atau bekerja di tempat yang banyak pencemar seperti debu, asap, kabut, karbon manoksida, sulfur dioksida, oksida nite.

Wednesday, October 15, 2008

MEMBINA KELUARGA BAHAGIA


Dalam keghairahan negara untuk mencapai matlamat pembangunan bangsa yang maju dan dinamik yang bersendirian kepada pembangunan sains dan teknologi, tidak dapat dinafikan akan berlaku kesan-kesan sampingan atau pengaruh–pengaruh negatif dari budaya asing yang boleh merosakkan anak muda, mengugut kestabilan dan kecemerlangan bangsa. Gejala mungkar yang berlaku dalam masyarakat hari ini terutama di kalangan muda mudi seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan dadah, mencuri, malas dan sebagainya adalah di antara bukti yang jelas terhadap perlunya peranan yang mesti dimainkan oleh ibu bapa.


Gejala-gejala seperti kerapuhan pegangan agama, kekosongan jiwa, kekurangan daya tenaga dan pemikiran di kalangan muda mudi, krisis rumahtangga, perilaku anak-anak yang liar, tidak ada pegangan hidup, tidak menghormati orang tua, lebih suka kepada kebebasan mutlak dan keseronokan serta hanyut dalam arus pengaruh kebudayaan asing yang lebih banyak merosakkan jiwa adalah akibat daripada kelonggaran disiplin dalam sistem kekeluargaan.


Satu hal yang menjadi keyakinan umum bahawa kebajikan seseorang insan adalah berpunca daripada sistem kekeluargaan yang berlandaskan agama. Darinya akan mewujudkan sebuah masyarakat yang berbudi dan berbudaya mulia yang akhirnya akan membentuk satu sistem sosial yang mantap dan dapat menghadapi pelbagai arus cabaran. Memandangkan betapa pentingnya institusi kekeluargaan dalam pembentukan masyarakat yang berbudi dan berbudaya penyayang, maka sewajarnya ia diberi perhatian utama. Justeru itu satu program khusus diperkenalkan yang diberi nama “RUMAHKU SYURGAKU”. Program ini dilaksanakan dengan tujuan mewujudkan keluarga bahagia ke arah melahirkan masyarakat penyayang dan bersatupadu selaras dengan ajaran Islam dan wawasan 2020.


Rumahku Syurgaku adalah satu wawasan Islam yang berteraskan ajaran yang dibawa oleh junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w. Rumahtangga sebagai satu komponen utama dalam pembentukan sesebuah masyarakat mesti disempurnakan melalui piawai yang sesuai dengan ajaran Islam dan keperluan rohani dan jasmani manusia. Untuk mencapai taraf syurga bagi sesebuah rumahtangga, maka semua rukun atau piawai yang disebutkan perlulah dipenuhi dengan sebaik mungkin. Ia tidak memerlukan perancangan yang rapi dan sikap positif untuk melaksanakannya. Setiap yang gagal memenuhi rukun-rukun dan piawai-piawai tersebut, maka rumahtangganya belumlah dapat mencapai tahap kebahagiaan sebagaimana yang dituntut oleh Islam.

KELEBIHAN BERZAKAT DAN SUMBANGANNYA DALAM EKONOMI ISLAM


Allah sudah menentukan hak orang miskin dalam harta orang kaya melalui zakat. Ketentuan Allah itu bagi memenuhi hajat dan keperluan orang miskin sebagai asnaf yang berhak menerima harta zakat.Kewajipan membayar zakat fitrah salah satu bukti bahawa sebagai makhluk sosial umat Islam harus hidup bertoleransi antara sesamanya tanpa membezakan status ekonomi, keturunan, pendidikan, dan tingkat ketaqwaan. Salah satu fungsi zakat fitrah untuk


meningkatkan ekonomi kaum dhaif iaitu parafakir miskin, orang miskin, amil yang menguruskan zakat, orang mualaf yang dijinakkan hatinya, untuk hamba yang hendak memerdekakan dirinya, orang berhutang, untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah dan orang yang dalam perjalanan.


Kenapa zakat fitrah diwajibkan membayarnya di bulan Ramadhan tidak di bulan-bulan yang lain? Padahal umat Islam pada masa yang sama juga diwajibkan untuk membayar zakat harta (al-Mal)? Jawabannya adalah karena Allah swt telah mengistimewakan ramadhan sebagai “bulan toleransi” antara si kaya dan si miskin. Di satu sisi, orang kaya difardhukan berpuasa dengan tujuan agar mereka benar-benar dapat merasakan bagaimana penderitaan dan keperitan yang sebenarnya dialami orang miskin bila saban hari harus menahan lapar dan dahaga karena ketidakmampuan mereka memenuhi hajat hidup. Di sisi lain, dengan pengalaman menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan, maka akan tumbuh kesadaran dan simpati orang kaya terhadap kepahitan hidup orang-orang miskin. Rasa simpati orang kaya ini dibuktikan dengan kesediaan membayar zakat fitrah secara sukarela dan ikhlas.

Intinya, kewajiban zakat fitrah untuk menstabilkan dan sekaligus mensejahterakan ekonomi umat. Sebagaimana ditegaskan Imam al-Ghazali, bahwa zakat itu haruslah digunakan untuk mempromosikan kesejahteraan dan menjamin terpeliharanya iman, kehidupan, intelektual, dan harta umat secara optimal. Selanjutnya, Imam Ibn Qayyim az-Jauziyah telah memasukkan keadilan hakiki, kebahagiaan, dan kebijaksanaan sebagai unsur penting lainnya dari kesejehteraan umat yang harus mendapat kelebihan daripada kewijpan berzakat ini.


Zakat fitrah memiliki multifungsi, selain menyucikan jiwa dan harta juga menumbuhkan nilai toleransi orang kaya-raya terhadap orang miskin. Selain memperkecil jurang pendapatan antara si kaya dan si miskin. Hakikatnya zakat adalah amalan yang menjauhkan manusia dari sifat mencintai dunia secara berlebihan dan sifat melupakan hari akhirat.

Sebenarnya, di sebalik perintah Allah berkaitan kewajiban mengeluarkan zakat itu, banyak terdapat fadhilat (kelebihan) berzakat. Dan mereka yang enggan menunaikan kewajiban berzakat, hadis menyebutkan: “Golongan yang enggan mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang” (H.R. Tabrani); “Apabila mereka tidak mengeluarkan zakat, bererti mereka menghalang turunnya hujan. Seandainya binatang tidak ada, pastilah mereka tidak diberi hujan” (H.R. Ibn Majah, al-Bazzar dan al-Baihaqi); dan “Apabila sedekah (harta zakat) bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan (binasa)” (H.R. al-Bazzar dan al-Baihaqi).

PERMATA KELUARGA


Ibu penyejuk hati, bapa penyemangat jiwa, bapa pembangun jiwa, ibu penyuburnya. Anak-anak selalu dengan ibu maka jagalah akhlak mereka melalui pengajaran, melalui didikan dan yang paling berkesan melalui tauladan. Bapa jarang ada di rumah, jadikanlah tempat rujuk sahaja yakni apabila ada masalah di dalam keluarga, tanyalah bapa. Melalui ibu sebagai perantaraan berilah tahu kepadanya tetapi tidak salah kalau anak-anak terus direct kepadanya asalkan jaga adab-adabnya.


Segala sifat mahmudah latihlah di rumah, di sekolah menambahnya dan latihlah mereka beribadah disiplinkan sembahyangnya. Ajak mereka bekerja sama mengurus rumah tangga. Programkan kerja-kerja, disamping kerja-kerja sekolahnya. Anak-anak berilah kasih sayang tapi jangan terlalu dinampakkan kecuali yang kecil-kecilnya. Latih juga di kalangan mereka berkasih sayang sesamanya bertolong bantu, bermaafan, bertolak ansur dan berlebih kurang.


Ajarlah juga dan wujudkan di dalam keluarga, ibu dan ayahlah modelnya dan mereka akan menirunya iaitu galakkan makan bersama di dalam institusi keluarga. Ajar mereka adab-adab dan displinnya, tidur baring, membaca dan rehat tunjukkan juga cara-caranya. Agar keluarga terurus, disiplin ada wujud harmoni.Itulah syurga rumah tangga, sebelum syurga di akhirat sana. Dari kecil lagi mendidik anak-anak itu hendaklah kenalkan Tuhan, mencintai dan menakuti-Nya. Dari kecil lagi jangan terlalu dibelai dan dimanjakan, kalau memarahinya jangan keterlaluan sampai hilang pertimbangan dan jangan kerap pula dilakukan atau tidak pernah dimarahi, kejahatan dibiarkan berpanjangan. Sayangnya kita kepada anak itu jangan terlalu dinampakkan, apa sahaja kehendak anak-anak ditunaikan tanpa dipersoalkan dan jangan dididik dengan duit keterlaluan dan berlebih-lebihan. Begitulah juga jangan pakaian berlebih-lebihan hingga pembaziran, kalau sekadar yang diperlukan itu tidak mengapa bahkan itu adalah kewajipan.


Sembahyang dari kecil lagi diajar dan disuruhdirikan, jangan setelah dewasa barulah hendak diperintahkan padahal sembahyang itu dari kecil lagi mesti dibiasakan supaya setelah dewasa ia telah mendarah mendaging, payah hendak ditinggalkan. Begitulah juga halal haram pantang-larang Tuhan dari kecil lagi diajarkan minta mereka tinggalkan. Mana yang disuruh Tuhan dari kecil lagi diajarkan dan diamalkan setelah dewasa mereka mudah meneruskan kerana sudah kebiasaan.


Dari kecil lagi pergaulan bebas dibataskan, kalau hendak keluar rumah hendaklah dipersoalkan, balik ditanyakan mengapa lambat pulang hingga larut malam. Didik mereka memilih kawan yang beragama dan takutkan Tuhan kerana silap pilih kawan, ia akan merosakkan. Latih dari kecil lagi memasak, mengemas rumah, cintakan ilmu dengan banyak membaca ilmu pengetahuan. Latih mereka hidup berdisiplin ada time ibadah, ada time membaca, ada time makan, ada time rehat, ada time bermain ada time berjalan agar setelah dewasa kelak mereka akan menjadi bangsa yang ada disiplin hidup yang berkekalan. Disiplin itulah menjadikan bangsa itu beragama, rajin, maju, bersatu, rasa bersama bekerjasama dan berwibawa. Bangsa itu akan kuat, disegani dan dihormati serta diikuti.


Latih dari kecil lagi makan bersama, sembahyang bersama, bekerjasama dan dengan jiran dihormati dan diperhati. Didik anak-anak selepas Subuh dan Asar jangan dibenarkan tidur kecuali perlu kerana ia akan melemahkan akal fikiran menjadi manusia pemalas. Dari kecil lagi didik hormati ibu bapa, berkasih sayang dengan saudara-mara dan keluarga dan hubungkan silaturrahim dengan sanak saudara. Berkawan hendaklah setia, utamakan kawan dari diri kita. Begitulah hakikatnya kaedah tarbiah yang terbaik untuk anak- anak.

Politik Islam Secara Hikmah


Politik Islam secara hikmah aspirasi politik Islam harus diperjuangkan dengan penuh hikmah dan bijaksana bersesuaian dengan kaedah fiqh al-taghyir atau fiqh perubahan. Sistem demokrasi hari ini semakin diterima meluas sebagai aspirasi perjuangan, selain melibatkan hak asasi manusia dan masyarakat madani. Oleh itu, setiap pemikir politik termasuk politik Islam perlu bersikap dengan benar berlandaskan prinsip sesuai dengan semangat dan hikmah ajaran Islam.

Seandainya demokrasi diberi persepsi sebagai sistem yang membeku pada satu bentuk yang tetap sementara sistem politik Islam ditafsirkan sebagai tegar, maka sukar untuk mempertemukan demokrasi dalam Islam. Sebaliknya, jika demokrasi difahami sebagai bentuk sistem yang berubah-ubah dan terbuka kepada modifikasi yang berterusan, sementara politik Islam juga ditafsirkan secara dinamik, sesuai dengan realiti yang berbeza, maka akan ada titik pertemuan antara demokrasi dan Islam.

Apa yang tidak boleh berubah adalah prinsip pemerintahan Islam seperti keadilan dan 'syura' sedangkan bentuk, sistem serta mekanisme boleh berubah mengikut zaman.Umat Islam di negara ini mempunyai kelebihan dan tradisi luar biasa untuk menjadi pemimpin negara yang baik dan dapat diterima oleh semua rakyat. Untuk itu, tujuh pegangan harus menjadi asas pendekatan orang Melayu bagi menghadapi cabaran kepelbagaian budaya demokrasi ala-Barat dalam negara ini. Mereka hendaklah mempertahankan secara tegas, bijak, artikulatif dan tanpa bertolak-ansur dengan apa jua desakan dan tuntutan yang boleh memusnahkan asas pembinaan negara dan kedaulatan.

Umat Islam hendaklah mempertahan dan melaksanakan dengan cekap, bersih, amanah dan adil dalam melaksanakan dasar kebangsaan bagi bidang pendidikan, ekonomi dan kebudayaan. Manusia dijadikan berbangsa-bangsa dan kaum supaya mengenali antara satu sama lain, bukan untuk berpecah-belah dan dilaga-lagakan dalam politik perkauman. Golongan itu juga hendaklah memastikan bahawa model pembangunan negara dalam ekonomi dan pendidikan perlu mengikut dasar holistik serta adil kepada semua kaum.

Mereka juga hendaklah memastikan parti politik tidak mengamalkan politik perkauman atau politik untuk menguasai dan menewaskan Melayu atau bukan Melayu. Sebaliknya, mereka hendaklah mengamalkan politik demokrasi permuafakatan untuk kesejahteraan, kemakmuran, keselamatan dan perpaduan.

Saturday, October 11, 2008

Perundangan Islam...


Pelaksanaan undang-undang Islam adalah suatu tuntutan agama yang perlu dilaksanakan serta merupakan salah satu ciri untuk kesempurnaan identiti negara Islam yang pernah diwar-warkan suatu ketika dahulu oleh seorang pemimpin negara.

Perlembagaan mencerminkan transformasi bangsa dan perlembagaan sesebuah negara boleh berubah.Bekas Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad telah mengisytiharkan Malaysia sebagai sebuah negara Islam dalam sebuah persidangan. Maka sewajarnya disusuli dengan tindakan bagi menjadikan perisytiharan tersebut menjadi suatu realiti.

Sepatutnya selepas negara Islam bebas daripada kuasa penjajah , langkah-langkah positif perlu diambil bagi mengembalikan semula undang-undang Islam ke pangkuan umat.Untuk itu perlulah kepada penyediaan dan penggubalan undang-undang yang lengkap untuk mengambil alih undang-undang penjajah dan membina kefahaman umat terhadap kepentingan undang-undang Islam untuk kekuatan negara dan perpaduan umat serta menyusun sistem pentadbiran kehakiman yang sesuai dengan keperluan undang-undang Syariah Islamiah.